Article

Understanding the Meaning of Tilawah: More than Just the Beauty of Reading the Quran

Heri Mahbub

October 4, 2024

Quoting from KBBI, the Big Indonesian Dictionary, tilawah is the recitation (verse of the Quran) well and beautifully. Actually, the KBBI explanation is incomplete, too equalizing with the term qiraah just reading, there is no emphasis on the meaning, function, and purpose of the Quran as a guide.

Menikmati Keindahan penciptaan Alam Semesta dengan Bertilawah

Ketika umat Islam selesai membaca Al-Qur'an, sering kali mereka mengatakan, "Saya sudah bertilawah," tentu jarang yang berkata, "Saya sudah berqiraah." Apalagi di bulan Ramadan, ada istilah lain seperti bertadarus. Meskipun berarti artinya membaca Al-Qur'an, ada perbedaan penting dalam maknanya.

Tilawah memiliki makna yang lebih mendalam, khusus terkait dengan membaca kalamullah, bukan sekadar aktivitas membaca seperti qiraah. Namun, apakah makna tilawah hanya berarti membaca saja tanpa pemahaman dan pengamalan? Mari baca artikel ini sampai tuntas.

BACA JUGA: Keajaiban Al-Quran Menjawab Tantangan Zaman

Perbedaan Tilawah dan Qiraah: Membaca Al-Qur’an dengan Penghayatan

Secara bahasa, kata "tilawah" berasal dari kata "tala" (تلا) yang berarti "mengikuti." Tilawah Al-Qur'an berarti membaca dengan memahami dan mengikuti makna dari ayat-ayat yang dibaca. Ini berbeda dengan "qiraah," yang berasal dari kata "qara'a" (قرأ), yang berarti menghimpun atau membaca secara umum, termasuk bacaan apa saja.

Jadi, tilawah adalah aktivitas yang lebih spesifik, yang menuntut pemahaman dan penghayatan terhadap makna membaca Al-Qur'an, bukan sekadar membaca kata demi kata.

Dalam konteks berinteraksi dengan Al-Qur'an, tilawah memiliki posisi yang lebih tinggi dibanding qiraah. Contohnya, kita mengenal istilah Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ), bukan Musabaqah Qiraah Al-Qur'an, karena tilawah lebih terkait dengan membaca Al-Qur'an secara khusus dan khusyuk, sering kali dengan nada yang indah dan penuh penghayatan. Sedangkan Qiraah lebih umum maknanya.

pemuda yang gemar tilawah Quran

Indahnya Tilawah Al-Quran: Contoh dari Tiga Ayat yang Menguatkan Maknanya

Tilawah sebagai istilah yang khusus terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Misalnya, dalam QS. Al-Baqarah [2]: 121, Allah SWT berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَتْلُوْنَهٗ حَقَّ تِلَاوَتِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ

Artinya: "Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya."

Ayat ini menekankan bahwa tilawah adalah membaca dengan cara yang benar, yakni memahami dan menghayati ayat-ayatnya, bukan sekadar membaca secara lahiriah lafaznya saja. Demikian pula, dalam QS. An-Naml [27]: 92 dan QS. Al-Ankabut [29]: 45, 

وَاَنْ اَتْلُوَا الْقُرْاٰنَ ۚفَمَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ 

Artinya: “dan agar aku membacakan Al-Qur'an (kepada manusia). Maka barangsiapa mendapat petunjuk maka sesungguhnya dia mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya,”   (QS. An-Naml, 27: 92)

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ 

Artinya: “Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat.” ( QS. Al-Ankabut, 29: 45 )

Allah Swt. menyebutkan pentingnya tilawah sebagai proses membaca yang melibatkan penyampaian pesan Al-Qur'an dengan makna yang mendalam kepada umat manusia.

Nabi Muhammad Saw diperintahkan supaya membacakan Al-Quran kepada manusia, untuk mengungkap makna dan rahasia yang terkandung di dalamnya, dan menyerap keindahan dalil-dalil kekuasaan Allah yang dapat dilihat pada alam semesta. 

Dengan demikian, Rasulullah Saw. dapat menyelami hakikat hidup yang sebenarnya dan menerima limpahan karunia Allah kepadanya. Rasulullah mengulang bacaan ayat itu beberapa puluh kali sampai terbit fajar. Ketika membacanya tampaklah bagi beliau beberapa rahasia yang terkandung di dalamnya, sehingga beliau merasakan faedah membaca ayat Al-Qur'an serta memahami isinya.

BACA JUGA: Kejayaan Islam Tidak Terpisahkan dari Al-Qur’an sebagai Sumber Inspirasi dan Pedoman

Haqqo Tilawah: Membaca dengan Pengamalan, Sesuai Kaidah yang Benar

Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas dalam tafsir Surah Al-Baqarah ayat 121 menjelaskan bahwa "membaca dengan bacaan yang sebenarnya" adalah mengikuti petunjuk Al-Qur'an, menghalalkan yang dihalalkan, dan mengharamkan yang diharamkan, tanpa mengubah-ubah atau menyimpangkan makna ayat tersebut. Ini yang disebut sebagai "Haqqo Tilawah," tilawah yang benar-benar membawa pengamalan dan pemahaman yang mendalam.

Itulah tilawah yang benar. Mencari petunjuk dan inspirasi untuk selalu hidup bersama Al-Quran, bahwa anda mengikuti petunjuk bacaannya dengan makna yang sesungguhnya. Kemudian Ibnu Abbas membaca firman-Nya (sebagai bukti bahwa makna yatlunahu “membaca” adalah mengikutinya. 

وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰىهَاۖ

Artinya: “demi bulan apabila mengiringinya” (QS. Asy-Syam, 91: 2)

Tilawah bukan hanya tentang mengejar target bacaan, seperti mengkhatamkan Al-Qur'an atau menyelesaikan satu juz setiap hari. Tilawah yang benar melibatkan pemahaman dan pengamalan ayat-ayat Allah dalam kehidupan sehari-hari. Hanya mereka yang memahami dan mengikuti petunjuk Al-Qur'an yang bisa meraih hakikat iman yang sebenarnya.

BACA JUGA: Cahaya Ilahi Adalah Hidup Bersama Al-Quran

Kesimpulan Makna Tilawah Al-Quran

Tilawah Al-Qur'an lebih dari sekadar aktivitas membaca. Ia menuntut pemahaman dan penghayatan yang mendalam terhadap makna ayat-ayat Allah. Berbeda dengan qiraah yang umum, tilawah adalah cara khusus berinteraksi dengan Al-Qur'an yang melibatkan kesungguhan dalam memahami dan mengamalkan ajarannya.

Walllahu’alam

Read More

4 Pola Hidup Sehat Ala Nabi dalam Islam: dari Ruhani Sampai Ragawi

Heri Mahbub
June 11, 2025
Pola hidup sehat dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an, Hadis, dan panduan medis modern. Secara ragawi dan ruhani, serta hikmah ibadah dan cara sehat ala Nabi. Simak selengkapnya di Quran medis terbitan Cordoba.
Read more

Traces of the Sacrifice of Prophet Ibrahim and Ismail: 5 Best Family Lessons and Exemplars

Heri Mahbub
June 5, 2025
The footsteps of Prophet Ibrahim and Ismail are a timeless story of sacrifice and family love. These 5 lessons of fathers and sons from the best families, that forming pious offspring is not an instant task, but needs a long process and exemplary.
Read more
Official Store
tokopedia-cordoba
Follow Us
Head Office
Jl. Sukajadi no. 215 Gegerkalong, Kec. Sukasari, Bandung City,
‍Tlp : (022) 2008 776
Jakarta Marketing Office
Jalan Raya Kodau Kavling P&k No.174 Jatimekar - Jatiasih Bekasi 17422
Tlp : (021) 84981836
Surabaya Marketing Office
Jl. Ketintang Madya II No. 5, Kel. Karah, Kec. Jambangan Surabaya City - East Java 60232
WA : +62 852-1719-4370
qurancordoba.com - Copyright 2021