Article

The Battle of Mu'tah and the Fall of 3 Best Companions

Heri Mahbub

June 13, 2024

The Battle of Mu'tah was an important event in Islamic history in 629 AD, taking place in the region of Mu'tah which is now located in Jordan.

gambaran Suasana Perang Zaman dulu

Perang Mu’tah adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada tahun 629 Masehi. Pertempuran ini berlangsung antara pasukan Muslim dan pasukan Bizantium (Romawi Timur) di wilayah Mu’tah, yang sekarang terletak di Yordania.

Salah satu aspek yang paling mengharukan dari pertempuran ini adalah gugurnya tiga sahabat terbaik Nabi Muhammad SAW: Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah. Artikel ini akan mengulas peristiwa ini serta mengenang pengorbanan tiga sahabat terbaik tersebut.

Latar Belakang dan Jalannya Perang Mu’tah

Perang Mu’tah dipicu oleh pembunuhan Harits bin Umair Al-Azdi, utusan Nabi Muhammad SAW, oleh Syurahbil bin Amr, seorang pemimpin suku Ghassan yang bersekutu dengan Bizantium. Untuk menanggapi tindakan ini, Nabi Muhammad SAW mengirim pasukan Muslim yang berjumlah sekitar 3.000 prajurit ke Mu’tah untuk menghadapi pasukan Bizantium yang jauh lebih besar.

Pasukan Muslim tiba di Mu’tah dan bertemu dengan pasukan Bizantium yang jumlahnya mencapai 100.000 tentara. Meskipun jumlah pasukan Muslim jauh lebih sedikit, mereka menunjukkan semangat juang yang tinggi. Pertempuran berlangsung dengan sengit, dan ketiga pemimpin pasukan Muslim gugur satu per satu.

1.      Zaid bin Haritsah

Sebagai pemimpin pertama, Zaid bin Haritsah memimpin pasukan dengan keberanian luar biasa. Namun, ia gugur dalam pertempuran setelah menghadapi serangan musuh yang sangat besar.

2.      Ja'far bin Abi Thalib

Setelah Zaid gugur, Ja'far bin Abi Thalib mengambil alih komando. Ia berperang dengan gagah berani, bahkan setelah kedua tangannya terputus, ia tetap memegang panji Islam dengan kedua lengannya hingga akhirnya gugur sebagai syahid.

3.      Abdullah bin Rawahah

Abdullah bin Rawahah kemudian mengambil alih komando setelah Ja'far gugur. Meskipun mengetahui risiko besar yang dihadapinya, ia tetap maju dengan keberanian luar biasa hingga akhirnya gugur dalam pertempuran.

Setelah gugurnya ketiga pemimpin utama, Khalid bin Walid yang dikenal sebagai "Pedang Allah", mengambil alih komando pasukan Muslim. Dengan strategi yang cerdas, Khalid berhasil mengatur ulang formasi pasukan dan menggunakan taktik yang efektif untuk menghindari kehancuran total.

Meskipun pasukan Muslim tidak dapat memenangkan pertempuran, Khalid berhasil menyelamatkan pasukan dan membawa mereka kembali ke Madinah dengan selamat.

Dampak dan Signifikansi Perang Mu’tah

Perang ini memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah Islam. Gugurnya tiga sahabat terbaik menjadi simbol pengorbanan dan keberanian yang menginspirasi umat Islam. Perang ini juga memperkuat semangat persatuan dan keteguhan dalam menghadapi musuh yang lebih besar.

Setiap tahun, umat Islam memperingati peristiwa perang Mu’tah untuk mengenang pengorbanan para syuhada yang gugur dalam pertempuran ini. Tempat-tempat seperti makam Ja'far bin Abi Thalib di Yordania menjadi situs ziarah bagi umat Islam yang ingin menghormati jasa-jasa para pahlawan Islam.

Strategi dan Taktik Khalid bin Walid dalam Perang Mu’tah

Khalid bin Walid yang dijuluki "Pedang Allah" oleh Nabi Muhammad SAW mengambil alih komando setelah gugurnya tiga sahabat terbaik. Khalid dikenal karena keahlian militernya yang luar biasa dan kemampuan untuk berpikir cepat di medan perang. Berikut adalah beberapa strategi dan taktik yang digunakan oleh Khalid dalam perang Mu’tah:

1.      Pengaturan Ulang Formasi Pasukan

Khalid mengatur ulang formasi pasukan untuk memberi kesan bahwa pasukan Muslim menerima bala bantuan, yang berhasil membingungkan dan menakut-nakuti pasukan Bizantium.

2.      Serangan Balik yang Cepat

Khalid menggunakan taktik serangan balik yang cepat dan terkoordinasi, yang berhasil memukul mundur serangan musuh dan melindungi pasukan Muslim dari kehancuran.

3.      Penggunaan Medan

Khalid memanfaatkan medan pertempuran untuk keuntungan pasukan Muslim, memilih posisi yang strategis untuk bertahan dan melancarkan serangan. Berkat kepemimpinan dan strategi yang cemerlang dari Khalid bin Walid, pasukan Muslim berhasil menghindari kekalahan total dan kembali ke Madinah dengan selamat.

Pengorbanan Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah terus dikenang sebagai simbol keberanian dan keteguhan dalam memperjuangkan Islam. Kisah ini mengajarkan pentingnya kepemimpinan, persatuan, dan strategi yang bijaksana dalam menghadapi segala rintangan.

Meskipun menghadapi tantangan yang berat, pasukan Muslim tetap menunjukkan semangat juang yang tinggi.Perang Mu’tah dan gugurnya tiga sahabat terbaik adalah kisah yang penuh dengan pengorbanan, keberanian, dan keteguhan.

Read More

4 Pola Hidup Sehat Ala Nabi dalam Islam: dari Ruhani Sampai Ragawi

Heri Mahbub
June 11, 2025
Pola hidup sehat dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an, Hadis, dan panduan medis modern. Secara ragawi dan ruhani, serta hikmah ibadah dan cara sehat ala Nabi. Simak selengkapnya di Quran medis terbitan Cordoba.
Read more

Traces of the Sacrifice of Prophet Ibrahim and Ismail: 5 Best Family Lessons and Exemplars

Heri Mahbub
June 5, 2025
The footsteps of Prophet Ibrahim and Ismail are a timeless story of sacrifice and family love. These 5 lessons of fathers and sons from the best families, that forming pious offspring is not an instant task, but needs a long process and exemplary.
Read more
Official Store
tokopedia-cordoba
Follow Us
Head Office
Jl. Sukajadi no. 215 Gegerkalong, Kec. Sukasari, Bandung City,
‍Tlp : (022) 2008 776
Jakarta Marketing Office
Jalan Raya Kodau Kavling P&k No.174 Jatimekar - Jatiasih Bekasi 17422
Tlp : (021) 84981836
Surabaya Marketing Office
Jl. Ketintang Madya II No. 5, Kel. Karah, Kec. Jambangan Surabaya City - East Java 60232
WA : +62 852-1719-4370
qurancordoba.com - Copyright 2021