Syahadat merupakan bukti keimanan kita se-bagai muslim. Lantas bagaimana menanamkan syahadat kepada anak-anak kita? Menanam-kan kalimat syahadat kepada anak kita dapat dimulai dari mengenalkan Allah dan Rasulullah. Mengenalkan siapa pencipta kita dan darimana contoh teladan yang bisa kita ikuti. Meyakini bahwa Allah pencipta alam semesta dan segala isinya akan menumbuhkan iman. Menceritakan kisah teladan Rasulullah juga menumbuhkan akhlak yang terpuji. Ketika keduanya kita perkenalkan kepada anak-anak, maka akan tumbuh konsep tauhid. Syahadat adalah pintu utama seseorang menuju islam, maka betapa pentingnya duakalimat syahadat ini untuk tidak hanya diucap-kan tetapi menjadi zat yang diterima oleh dirisebagai iman. Maka dari itu, tumbuhkan padadiri anak dalam konsep tauhid, ibarat akar dari sebuah pohon.
Sedemikian pentingnya shalat, kita sebagai orang tua harus pandai-pandai mengenalkan dan mengajarkannya ke-pada anak-anak kita. Gunakan dialog yang interaktif, hangat dan penuh kasih sayang. Shalat bukan hanya sekadar bentuk ibadahyang paling utama sebagai hubungan yang sangat pribadi antara kita dengan Allah, tetapi shalat juga mengajarkan begitu banyak hal. Dari shalat seorang anak belajar untuk disiplin, taat kepada pimpinan (melalui shalat jamaah), dan hidup dengan teratur.
Bunda dan Ayah, dari kelima rukun Islam, zakat menjadi hal yang masih belum populerdi mata anak-anak. Padahal, zakat memilikiperan yang sangat besar dalam menjagaharmonisasi kehidupan. Zakat bukan hanya urusan hablumminallah (hubungan denganAllah), tetapi juga hablumminannas (hubungan dengan manusia). Allah menurunkan perintah berzakat agar kehidupan menjadi dinamis karena selalu ada keterkaitan antarasi kuat dan si lemah, si kaya dan si miskin. Zakat pada hakikatnya adalah kewajiban yang apabila dilakukan sama-sama akan membahagiakan. Zakat tidak dapat dipisahkan dari infaq dan sedekah. Ketiganya saling berhubungan satu sama lain
Bunda dan Ayah yang baik, kewajiban berpuasas ebenarnya untuk orang yang sudah mulaiakil balig, tetapi sebaiknya kita sudah mulai mengenalkannya sejak masih kanak-kanak agar pada saatnya nanti, mereka sudah terbiasa untuk melakukan puasa. Pengenalan puasa paling mudah dilakukan pada saat bulan Ramadhan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh orang tua adalah gembira menyambut bulan Ramadhan. Jika perlu, buatlah hiasan khusus di rumah untuk menyambut bulan Ramadhan. Anak-anak akan menganggap bulan Ramadhan adalah tamu istimewa yang harus disiapkan dengan sangat baik.Yang harus kita perhatikan adalah masa tumbuh kembang mereka. Berikan asupan gizi yang cukup saat anak kita belajar puasa.
Bunda dan Ayah, mengenalkan ibadah haji pada anak-anak sesungguhnya bukan hanya mengenalkan cara ataupun manasiknya, akan tetapi hikmah dari pelaksanaan ibadah haji itu sendiri. Anak-anak mungkin akan sangat terkesan dengan aktivitas manasik haji yang dilakukan di sekolah. Gunakan buku ini sebagai panduan manasik. Kita bisa melakukan manasik sendiri di rumah hanya dengan anak-anak untuk membina keakraban sekaligus pembelajaran yang menyenangkan. Kita siapkan kain ihramnya,ajari mereka cara memakai kain ihram untuklaki-laki, membuat miniatur ka’bah atau seka-dar berkreasi dengan lemari yang ditutup menyerupai ka’bah, kita berlari-lari dari satu dinding ke dinding lain untuk mempraktikkan sai, dan sebagainya. Pasti seru kan? Selamat mencoba ya Bunda ....