Artikel

Benarkah Al-Quran yang Kita Baca Sekarang Sama dengan yang Dibaca Nabi Muhammad? Ini Buktinya!

Heri Mahbub

November 28, 2025

Inilah bukti ilmiah keaslian Al-Quran: sanad bacaan, imam qira’ah, memori hafalan dan sejarah pembukuan mushaf sejak zaman sahabat. Pelajari bagaimana Al-Quran terjaga 14 abad tanpa berubah satu huruf pun.

Metode penulisan Al-Quran masa tabiin [warna harakat titik}

Quran Cordoba - Mengapa Keaslian Al-Quran Penting untuk Dibahas?

Di era digital yang serba cepat dan canggih ini, banyak muncul pertanyaan skeptis: Benarkah Al-Quran yang dibaca umat Islam hari ini masih sama persis dengan wahyu yang turun kepada Nabi Muhammad SAW?

Apa buktinya tidak ada perubahan? Bagaimana aslinya terjaga? Tidak ada pengurangan atau penambahan ayatnya?

Pertanyaan ini wajar. Sebab, kitab suci agama lain mungkin mengalami revisi, edisi, koreksi, perbedaan bahasa terjemah bahkan kehilangan naskah teks aslinya.

Namun, Al-Quran berbeda. Naskah asli dan bunyi ayatnya dihafal secara turun temurun.


Bukan hanya umat Islam yang mengakui keasliannya, tetapi para ilmuwan manuskrip dunia sepakat bahwa Al-Quran adalah satu-satunya teks yang paling terjaga konsistensinya dalam sejarah manusia.

Apa rahasianya? Jawabannya ada dua: sanad bacaan (oral transmission) dan mushaf tertulis (written preservation). Metode penjagaan satu kesatuan, hafalan dalam dada, dan tulisan yang terjaga.

Keduanya menjadi sistem preservasi paling kuat yang pernah dikenal manusia.

1. Sanad Al-Quran: Sistem Pengamanan Bacaan yang Mustahil Ditiru Peradaban Lain

Apa itu Sanad?

Sanad adalah jalur periwayatan guru–murid yang bersambung sampai Nabi Muhammad SAW, lalu ke Malaikat Jibril, lalu kepada Allah. Terjaga secara mutawatir, banyak yang meriwayatkannya.
Inilah sistem yang menjaga cara baca, makhraj, panjang–pendek, ghunnah, idgham, dan pelafalan Al-Quran tetap 100% otentik.

Sanad bukan sembarang tradisi keagamaan, tetapi sebuah metode akademik yang terukur dan disiplin.

Dalil Tentang Sanad dan Penyampaian Wahyu Allah berfirman surat Al-Baqarah ayat 97:

قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَاِنَّهٗ نَزَّلَهٗ عَلٰى قَلْبِكَ بِاِذْنِ اللّٰهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ

97.  Katakanlah (Muhammad), “Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.”

Jibril menurunkannya ke dalam hatimu (wahai Muhammad) dengan izin Allah.” (QS. Al-Baqarah: 97)

 

Tahapan Turunnya dan Penyampaian Bacaan
1. Dari Allah → Jibril AS

Malaikat Jibril adalah penyampai wahyu yang sangat teliti. amanah, tidak ada satu kata pun yang salah.

2. Dari Jibril AS → Nabi Muhammad SAW

Prosesnya melalui talaqqi, yaitu tatap muka dan mendengar langsung bacaan dari Jibril. Nabi pun melakukan tasmi‘ (mengulang kembali) kepada Jibril untuk memastikan ketepatan.

Bahkan setiap Ramadan, Nabi murajaah bersama Jibril. Tahun terakhir sebelum wafat, murajaah dilakukan dua kali.

3. Nabi SAW → Para Sahabat Huffazh

Sahabat seperti Utsman, Ali, Ubay bin Ka’ab, dan Zaid bin Tsabit adalah penghafal terbaik yang ditugas mengajarkan Al-Quran ke seluruh penjuru negeri Islam.

4. Sahabat → Tabi’in → Imam Qari’ generasi berikutnya

Dari sinilah lahir Imam-imam Qira’at:

  • Imam Nafi’
  • Imam Ibn Katsir
  • Imam Abu ‘Amr
  • Imam Ashim (yang mayoritas umat Islam gunakan lewat riwayat Hafsh)
  • Dan lainnya.

Mayoritas Muslim Dunia Mengikuti Jalur Imam Ashim → Hafsh

Inilah qiraah yang paling umum digunakan, termasuk di Indonesia.

Buktinya? Sanad bacaan Al-Quran Anda hari ini dapat ditelusuri langsung hingga Nabi Muhammad SAW. Tentu kepada Ulama Quran yang bersanad.

2. Mushaf Al-Quran: Sistem Penjagaan Tertulis Berbasis Sanad Bacaan

Selain bacaan, Al-Quran juga dijaga melalui tulisan sejak zaman Nabi.

Dalil tentang Penulisan Wahyu:

Setiap kali wahyu turun, Nabi memanggil para penulis wahyu:

“Letakkan ayat ini pada surah ini, setelah ayat ini…” (HR. Ahmad) Seperti itulah tersusun seperti sekarang.

Para penulis wahyu itu antara lain:

  • Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib dan lainnya.

Tulisan wahyu di awal tersebar pada:

  • Pelepah kurma, tulang unta, batu tipis, kulit, papan kayu

Dan semua itu dihafal oleh ratusan sahabat.

3. Perang Yamamah: Momen yang Melahirkan Mushaf Pertama

Setelah wafatnya Nabi, terjadi Perang Yamamah (12 H) yang menewaskan sekitar 700 hafizh Qur’an.

Melihat potensi hilangnya jumlah al-hufaz, wafatnya penghafal Quran secara massal, Umar bin Khattab mengusulkan pembukuan wahyu dalam satu mushaf.

Awalnya, Abu Bakar ragu—karena Nabi tidak pernah membuat mushaf satu jilid. Namun akhirnya ia menyetujui usulan itu.

Zaid bin Tsabit Dipilih Sebagai Ketua Tim

Mengapa Zaid dipilih?

  • Penulis wahyu utama, sejak Rasulullah hidup
  • Hafizh Al-Quran, cerdas dan kuat hafalannya
  • Sangat terpercaya, amanah
  • Teliti, mutqin dan menjadi saksi langsung proses wahyu turun.

Zaid pernah berkata:

Seandainya aku diminta memindahkan gunung, itu lebih mudah bagiku daripada mengumpulkan Al-Quran.”

Metodenya sangat ketat:

  1. Harus ada dua saksi untuk setiap ayat:
    • saksi hafalan
    • saksi tulisan
  2. Ayat tidak diterima hanya dari hafalan sahabat, tetapi harus ada bukti tertulis yang dulu ditulis di hadapan Nabi.
  3. Penyusunan mushaf dilakukan sesuai urutan wahyu yang Nabi tetapkan.

Dari proses inilah lahir Mushaf Abu Bakar, lalu diwariskan kepada Umar, dan setelah Umar wafat, mushaf itu berada pada Hafshah binti Umar.

4. Standarisasi Mushaf pada Masa Utsman bin Affan

Ketika Islam meluas ke Azerbaijan, Armenia, Syam, Irak, Mesir, mulai muncul perbedaan logat dalam membaca Al-Quran.

Untuk mencegah perpecahan, Utsman bin Affan memerintahkan:

  • penyalinan mushaf standar, sesuai Mushaf pertama zaman Abu Bakar dari Zaid bin Tasbit
  • pengiriman mushaf ke berbagai wilayah,
  • memerintahkan satu qari ahli untuk setiap daerah,
  • memusnahkan versi-versi tulisan pribadi yang berpotensi memunculkan perbedaan.

Inilah yang disebut Mushaf Utsmani (Rasm Utsmani), dan hingga kini menjadi standar Mushaf imam untuk seluruh dunia Islam.

5. Sanad dan Mushaf: Dua Sistem Pengamanan yang Saling Mengunci

Preservasi Al-Quran ada dua jalur, patokan utama bergantung pada hafalan, lalu perkuat dengan bukti adanya tulisan [sesuai Rasm Quran].

Keduanya bekerja bersama:

  • Mushaf menjaga teks
  • Sanad menjaga bacaan dan pelafalan

Hasilnya: Al-Quran mustahil berubah, baik huruf maupun cara bacanya.

Dalil bahwa Allah sendiri menjaga Al-Quran:

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr, dan Kamilah yang menjaganya.” (QS. Al-Hijr: 9)

Ayat ini bukan klaim kosong—sejarah membuktikannya. Ada bukti ilmiah dan teruji selama ratusan tahun.

Ketika seorang Muslim membaca Al-Quran hari ini:

  • Bunyi hurufnya sama,
  • Susunan ayatnya sama,
  • Tertib surahnya sama,
  • Kaidah tajwid, cara bacanya sama,
  • Makhraj Sifat dan Mad harakatnya sama,

Ada sanad yang tersambung, seperti yang dibaca Nabi Muhammad SAW.

Anda sedang mengikuti jalur mukjizat yang luar biasa:

Allah → Jibril → Nabi Muhammad → Para Sahabat → Para Imam Qari → Ulama Quran - Guru-guru Qur’an → Anda.

Itulah kekuatan sanad. Sehingga terbukti keaslian Al-Quran adalah fakta ilmiah, keajaiban penjagaan, tidak pernah berubah sejak pertama kali turun ke Rasulullah. Wallahu'alam

Mushaf Al-Quran Hari Ini

Baca Juga

Benarkah Al-Quran yang Kita Baca Sekarang Sama dengan yang Dibaca Nabi Muhammad? Ini Buktinya!

Heri Mahbub
November 28, 2025
Inilah bukti ilmiah keaslian Al-Quran: sanad bacaan, imam qira’ah, memori hafalan dan sejarah pembukuan mushaf sejak zaman sahabat. Pelajari bagaimana Al-Quran terjaga 14 abad tanpa berubah satu huruf pun.
Selengkapnya

Kenapa Orang Mati Ingin Bersedekah: Inilah 3 Penyesalan Manusia di Akhirat dalam Al-Qur’an

Heri Mahbub
November 21, 2025
Orang mati ingin hidup kembali untuk bersedekah karena ia amal yang pahalanya terus mengalir, menjadi jariyah yang bermanfaat di akhirat, dapat menghapuskan dosa, menjadi pelindung dari siksa neraka, dan dapat menghapus murka Allah. Pelajari penyesalan manusia nanti di akhirat dalam Al-Qur'an.
Selengkapnya
Official Store
tokopedia-cordoba
Follow Us
Kantor Pusat
Jl. Sukajadi no. 215 Gegerkalong, Kec. Sukasari, Kota Bandung,
‍Tlp : (022) 2008 776
Kantor Pemasaran Jakarta
Jalan Raya Kodau Kavling P&k No.174 Jatimekar - Jatiasih Bekasi 17422
Tlp : (021) 84981836
Kantor Pemasaran Surabaya
Jl. Ketintang Madya II No. 5, Kel. Karah , Kec Jambangan Kota Surabaya - Jawa Timur 60232
WA : +62 852-1719-4370
qurancordoba.com - Copyright 2021