Heri Mahbub
Maaf bukan sekadar kata, tapi terapi jiwa. Temukan rahasia Quran Medis dan sains tentang manfaat minta maaf dan memaafkan untuk kesehatan hati, pikiran, dan tubuhmu. Kekuatannya bukan hanya untuk hubungan persahabatan tapi pribadi menjadi lebih sehat secara lahir dan batin.
Quran Cordoba - Kisah Fajar dan luka di hati.
Fajar duduk termenung di pojok kamarnya. Sudah tiga hari ia bersitegang dengan sahabat dekatnya. Kata-kata yang terlontar saat emosi meledak masih terngiang di kepalanya. “Kenapa sih aku nggak bisa tahan mulutku sendiri?” gumamnya.
Malam itu, ia tak bisa tidur. Dadanya sesak, pikirannya penuh penyesalan. Di satu sisi, gengsi menahannya untuk minta maaf lebih dulu. Di sisi lain, hatinya terasa semakin berat. Hingga akhirnya, ia membaca sebuah hadis Rasulullah ﷺ:
“Siapa yang pernah berbuat zalim terhadap kehormatan saudaranya atau mengambil sesuatu darinya, hendaknya segera meminta maaf dan kehalalannya sebelum tiba hari saat dinar dan dirham tak lagi bermanfaat.” (HR. Bukhari, 2449)
Fajar terdiam. Rasa takut dan tenang menyelimuti hatinya bersamaan. Saat itu ia sadar, minta maaf bukan sekadar untuk memperbaiki hubungan dengan orang lain—tetapi juga untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
________________________________________
Dalam perspektif Quran Medis, kesehatan bukan hanya soal tubuh, tapi juga hati dan pikiran. Ketika seseorang menyimpan dendam atau rasa bersalah, tubuh akan memproduksi lebih banyak kortisol, hormon stres yang terbukti memperburuk kesehatan jantung, melemahkan sistem imun, dan memengaruhi kualitas tidur.
Al-Qur’an sendiri memberikan tuntunan yang menakjubkan tentang memaafkan. Allah ﷻ berfirman:
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Tidakkah kamu ingin Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)
Ayat ini tidak sekadar anjuran, tapi resep ilahi untuk menjaga kesehatan jiwa. Saat kita minta maaf atau memaafkan, emosi negatif mereda, dan tubuh otomatis memulihkan keseimbangan hormonalnya.
Inilah yang menjadikan maaf bagian dari pengobatan holistik ala Quran Medis: menyehatkan hati, menenangkan pikiran, dan menyeimbangkan tubuh.
________________________________________
Sains modern membuktikan bahwa keberanian untuk minta maaf adalah tanda kekuatan psikologis. Penelitian dari Forster et al. (2021) dalam Scientific Reports menunjukkan bahwa permintaan maaf mengaktifkan lobus frontal—bagian otak yang mengatur pengambilan keputusan dan kontrol emosi. Pada saat yang sama, amigdala, pusat rasa takut dan marah, menjadi lebih tenang.
Hasilnya? Orang yang terbiasa minta maaf dan memaafkan:
• Lebih rendah risiko terkena stres kronis
• Memiliki kesehatan mental yang lebih stabil
• Memperkuat harga diri dan empati
Jadi, saat Rasulullah ﷺ menganjurkan kita untuk memaafkan dan segera meminta maaf, ternyata ajaran ini sejalan dengan temuan ilmiah. Islam dan sains bertemu di titik yang sama: memaafkan adalah terapi kesehatan, minta maaf adalah kekuatan jiwa.
________________________________________
Kalau dipikir-pikir, setiap kali kita menyimpan amarah, dendam, atau gengsi, tubuh kita menanggung beban yang berat. Quran Medis menjelaskan bahwa kesehatan hati adalah fondasi kesehatan tubuh. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ketahuilah, dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Meminta maaf dan memaafkan adalah cara sederhana untuk menjaga “segumpal daging” ini tetap sehat. Hati yang lapang akan membuat seluruh tubuh lebih ringan, lebih bugar, dan lebih kuat menghadapi tantangan hidup.
1. Meringankan Beban Akhirat
Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa meminta maaf hari ini lebih mudah daripada mempertanggungjawabkannya di akhirat, saat amal saleh menjadi mata uang utama.
2. Menenangkan Jiwa dan Pikiran
Saat kamu berdamai dengan orang lain, otak akan menurunkan hormon stres dan meningkatkan hormon bahagia seperti serotonin dan dopamin.
3. Menjaga Kesehatan Tubuh
Sains membuktikan bahwa orang yang memaafkan memiliki risiko lebih rendah terkena hipertensi, penyakit jantung, dan gangguan tidur.
________________________________________
Fajar akhirnya memberanikan diri untuk mengirim pesan kepada sahabatnya. Tangannya gemetar, tapi hatinya terasa lebih ringan. “Maaf ya, aku salah waktu itu,” tulisnya.
Tak lama kemudian, balasan datang: “Aku juga minta maaf. Kita sama-sama khilaf.”
Air mata Fajar menetes, bukan karena sedih, tapi karena lega. Dalam sekejap, beban yang selama ini menghimpit dadanya seolah hilang.
Begitulah kuasa maaf. Ia bukan hanya memperbaiki hubungan dengan orang lain, tetapi juga memulihkan hati dan tubuh kita sendiri. Rasulullah ﷺ sudah mengajarkannya 14 abad lalu, dan kini sains membuktikannya.
________________________________________
Quran Medis mengajarkan bahwa memaafkan adalah salah satu bentuk perawatan diri terbaik. Ia menyembuhkan jiwa, menjaga raga, dan mendekatkan kita pada Allah ﷻ.
Jadi, kalau hari ini hatimu terasa sesak, mungkin jawabannya sederhana: minta maaflah. Bukan karena kamu lemah, tapi karena kamu cukup kuat untuk mencintai dirimu sendiri.
“Dan balasan bagi kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Namun siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas tanggungan Allah.” (QS. Asy-Syura: 40)