Artikel

Mukjizat Orisinalitas Al-Quran dan Sejarah Periwayatan Secara Lisan dan Tulisan: Kuncinya di Hafalan

Heri Mahbub

May 6, 2025

Penerbitan Quran terus berkembang, mushaf di seluruh dunia semakin banyak, semua terjaga keasliannya. Susunan surat, ayatnya sama, dan kaidah membacanya tidak ada yang berubah. Inilah mukjizat orisinalitas Al-Quran, sesuai riwayat lisan dan tulisan. Tetap asli, sistematis, relevan terjaga sepanjang masa.

Mukjizat Orisinalitas Quran dan Sejarah Riwayatnya secara Lisan dan Tulisan

Quran Cordoba - Al-Quran adalah kitab suci yang memiliki mukjizat orisinalitas luar biasa. Tidak hanya dari segi lafaz, isi kandungan, tata bahasanya, juga dari jalur periwayatannya, yang begitu sistematis, otentik, dan terjaga sepanjang masa.

Sejarah periwayatan Al-Quran inilah yang menjadi salah satu aspek menarik dari mukjizat Al-Quran, kuncinya hafalan di hati dan metode mengulang-ulang setiap hari, menjadikannya tetap utuh sejak wahyu pertama diturunkan hingga kini —baik secara lisan maupun tulisan—

وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ

Artinya: “Dan sungguh, (Al-Qur'an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam, Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” (QS. Asy-Syu’ara, 26: 192-195)

 

Mukjizat Lisan: Warisan Hafalan yang Tak Tergantikan

Periwayatan secara lisan artinya penjagaan secara hafalan, menjadi pilar utama dalam menjaga orisinalitas Al-Quran. Rasulullah SAW menyampaikan wahyu, ayat per ayat langsung kepada para sahabat dengan cara talaqqi, berhadapan langsung hafal setiap lafaz per lafaz.

Mereka mendengarkan langsung dari Rasulullah, menghafalnya, mengulangnya setiap hari, lalu mengajarkannya kembali ke sahabat lain dan generasi tabi’in. Begitulah transmisi Al-Quran secara lisan berlangsung dari zaman ke zaman sampai hari ini, tak terbantahkan.

Seiring meluasnya Islam ke berbagai wilayah, para muqri’ /hafiz menyebarkan bacaan Al-Quran sesuai cara baca yang sah dari Rasulullah, ada dialek yang dibakukan dalam qiraah sab’ah. Di sinilah muncul kekayaan qira’at yang dikumpulkan oleh ulama seperti Imam Ibnul Jazari, yang mengumpulkan pembacaan sesuai kaidah tajwid dan riwayat yang sahih.

Sampai hari ini, tradisi hafalan ini tetap hidup. Jutaan Muslim menghafal Al-Quran tanpa perubahan satu huruf pun, bacaan harian, dzikir, bacaan shalat. Contoh adalah surat Al-Fatihah, hampir semua muslim, dari semua kalangan, anak-anak sampai dewasa mampu hafal dengan baik. Tentu, tidak semua orang mampu menghafal 114 surat, karena hukumnya fardu kifayah cukup perwakilan sesuai wilayah saja.

Bahkan, perkembangan teknologi dan media digital tidak bisa menggantikan warisan hafalan ini, tradisinya tak terkalahkan, menghafal Quran itu kenikmatan luar biasa bagi yang menekuninya, menyimpan kalam-Nya di dalam hati, mengulang murajaahnya setiap hari. Allah menjaga kalam-Nya melalui hafalan di hati hambanya.

Teknologi zaman sekarang memang turut berperan besar sebagai alat bantu dan memperluas jangkauan pembelajaran lisan ini. Aplikasi hafalan, platform audio visual, dan komunitas daring menjadikan periwayatan lisan tetap relevan di era digital. Apapun metodenya, hafalan tetap akan menjadi warisan penjagaan Al-Quran yang tak tergantikan.

 

BACA JUGA: Ini Makna Tadarus Al-Quran Sebenarnya: Sesuai Ayat dan Hadis

Periwayatan Tertulis: Dari Media Kulit, Kertas Premium hingga Digital Quran

Selain melalui lisan, sejarah periwayatan Quran juga terwujud dalam bentuk tulisan yang tak kalah mengagumkan. Di masa Rasulullah SAW, wahyu dicatat di atas media sederhana seperti tulang, pelepah kurma, kulit, hingga batu. Para sahabat Rasul, ada yang menjadi penulis wahyu seperti Zaid bin Tsabit RA, menuliskannya dengan penuh ketelitian. Beliau dikenal sebagai sekertaris Rasulullah.

Setelah Rasulullah wafat, Khalifah Abu Bakr RA—atas saran Umar bin Khattab RA—menghimpun lembaran-lembaran Al-Quran yang tercecer di berbagai media tulis menjadi satu mushaf untuk mencegah kehilangan gugurnya banyak hafiz Quran di berbagai perjuangan.

Langkah monumental ini kemudian disempurnakan oleh Khalifah Usman bin Affan RA dengan menstandarisasi penulisan mushaf, menyalinnya menjadi beberapa mushaf dan menyebarkannya ke berbagai wilayah. Inilah kodifikasi yang dikenal sebagai Mushaf Utsmani, disebut Mushaf Al-Imam rujukan dengan standar rasm usmani.

Penerbitan mushaf berkembang. Para ulama kemudian merumuskan sistem tulisan dengan titik, harakat, tanda waqaf, tanda baca, serta penomoran ayat dan juz untuk memudahkan pembacaan. Inilah yang disebut Dhabt Quran, ijtihad para ulama Quran sesuai kondisi dan tempat daerahnya. Pembelajaran terus berproses, karena bahasa dan teks Arab bukan bacaan sehari-harinya, seperti di Indonesia.

Zaman dulu, Mushaf jika mau diperbanyak harus ditulis ulang secara manual dengan tangan sendiri. Penggandaannya terbatas dan proses lama. Di era modern, mushaf dicetak secara massal dalam berbagai versi cetakan penerbit, dengan teknologi mesin mampu mencetak ribuan bahkan ratusan ribu eksemplar dalam sebulan. bahkan telah di digitalisasi dalam bentuk aplikasi dan situs web, sehingga semakin mudah diakses oleh umat Islam di seluruh dunia.

Orisinalitas Al-Quran yang Tak Tergoyahkan Sepanjang Zaman

Keaslian Al-Quran merupakan bagian dari mukjizat terbesarnya. Orisinalitas ini tidak hanya dari sisi lafaz dan struktur bahasanya, tetapi juga dari sisi isi, makna, dan nilai-nilai yang dikandungnya. Tidak ada satu pun kitab suci lain yang memiliki jalur transmisi sejelas, sekonsisten, dan setransparan Al-Quran. Kuncinya adalah penjagaan lisan dengan hafalan di hati.

Al-Quran adalah kitab yang dijaga langsung oleh Allah, sebagaimana firman-Nya:

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)

Penjagaan dan perlindungan Ilahi ini terbukti oleh sistem sanad penghafal Quran atau qari memiliki jalur periwayatan bacaan yang bisa ditelusuri sampai kepada Rasulullah. Mushaf Al-Quran di seluruh dunia tetap seragam: susunannya tidak ada yang berbeda, dari Indonesia, Turki, Mesir, hingga Afrika dan Eropa, susunan surat dan ayatnya sama.

Tertib 114 surat dengan kaidah bacaan yang sama. Konsistensi ini adalah bentuk orisinalitas tersendiri yang tidak dimiliki oleh teks kitab suci lain di dunia. Dari penghafal Al-Quran, menjaganya setiap hari di dalam hati. Mereka adalah saksi kunci dari mukjizat sejarah orisinalitas Al-Quran yang terpelihara lintas abad.

 

BACA JUGA: Mukjizat Abadi Kalam-Nya: 4 Istilahnya dalam Al-Qur’an

Kesimpulan Orisinalitas Al-Quran

Mukjizat Quran dan sejarah periwayatannya menegaskan keajaiban, bagaimana firman Allah dipelihara secara kolektif oleh umat Islam sepanjang zaman. Melalui hafalan lisan yang kuat dan terjaga, juga dokumentasi tulisan, dari zaman pelepah kurma hingga zaman digital, Mushaf Quran tetap hadir sebagai kitab yang murni, orisinal, dan relevan.

Sebagai Muslim, selain membacanya, juga wajib memahami dan menjaga warisan mukjizat ini. Karena dalam setiap hurufnya, ada sejarah, pahala, keajaiban, dan janji Allah yang tak pernah ingkar. Insyaallah

Sumber: Seminar/Daurah Mukjizat Al-Quran

Walllahu'alam

Baca Juga

Mukjizat Orisinalitas Al-Quran dan Sejarah Periwayatan Secara Lisan dan Tulisan: Kuncinya di Hafalan

Heri Mahbub
May 6, 2025
Penerbitan Quran terus berkembang, mushaf di seluruh dunia semakin banyak, semua terjaga keasliannya. Susunan surat, ayatnya sama, dan kaidah membacanya tidak ada yang berubah. Inilah mukjizat orisinalitas Al-Quran, sesuai riwayat lisan dan tulisan. Tetap asli, sistematis, relevan terjaga sepanjang masa.
Selengkapnya

Memahami Perbedaan Mushaf Madinah dengan Mushaf Standar Indonesia, Simak Penjelasannya

Heri Mahbub
April 21, 2025
Apa perbedaan mushaf Madinah dengan mushaf standar Indonesia? Persamaannya tentu lebih banyak karena Al-Quran pasti membacanya sama, tidak ada perubahan isinya. Perbedaan ini hanya mencakup yang bukan prinsip. Pembelajar Quran harus memahami bagaimana sejarahnya, mengenal kaidahnya sampai ke ciri-cirinya? Baca Selengkapnya
Selengkapnya
Official Store
tokopedia-cordoba
Follow Us
Kantor Pusat
Jl. Sukajadi no. 215 Gegerkalong, Kec. Sukasari, Kota Bandung,
‍Tlp : (022) 2008 776
Kantor Pemasaran Jakarta
Jalan Raya Kodau Kavling P&k No.174 Jatimekar - Jatiasih Bekasi 17422
Tlp : (021) 84981836
Kantor Pemasaran Surabaya
Jl. Ketintang Madya II No. 5, Kel. Karah , Kec Jambangan Kota Surabaya - Jawa Timur 60232
WA : +62 852-1719-4370
qurancordoba.com - Copyright 2021