Heri Mahbub
Di balik kemudahan Paylater, pinjaman online, ada riba yang bisa menghancurkan mental dan ragamu. Kesehatan sejati saat hati tenang, tubuh kuat, dan hidup berkah—tanpa hutang berbunga dan stres tagihan. Simak peringatan Quran Medis dan dampaknya secara ilmiah!
Quran Cordoba - Kisah tentang riba yang beracun. Pagi itu, Fadli duduk termenung di meja kerja, menatap layar laptop yang penuh dengan notifikasi tagihan: Paylater A, Paylater B, denda keterlambatan, pinjaman online dan bunga berjalan.
Dulu, fitur “Bayar Nanti” terasa seperti penyelamat: belanja bisa jalan terus, gaya hidup tetap keren. Tapi belakangan ini, tidur Fadli tak pernah nyenyak. Dadanya sering sesak, pikirannya kalut, dan tubuhnya mudah lelah.
Fadli adalah potret anak muda modern—terjebak dalam sistem keuangan riba yang dibungkus teknologi. Dan kisahnya bukan satu-dua saja. Ribuan anak muda lainnya pun sedang berjalan di jalur serupa.
Instan kenyang belanja, tuntutan gaya hidup tapi perlahan-lahan meredup, baik secara ekonomi maupun kesehatan.
Sebagai Muslim, kita tahu bahwa riba adalah salah satu dosa besar yang diharamkan secara tegas dalam Al-Qur'an dan hadis. Bahkan Rasulullah SAW bersabda:
“Rasulullah SAW melaknat pemakan riba, penyetor riba, penulis transaksi riba, dan dua saksi yang menyaksikan transaksi riba.”
Kata beliau: “Mereka semua sama (berdosa).” (HR Muslim, 1598)
Riba bukan sekadar praktik keuangan yang tidak etis, tapi sebuah sistem yang secara spiritual merusak hubungan manusia dengan Allah SWT, dan secara sosial memicu ketimpangan, keserakahan, dan kesengsaraan.
Namun, yang jarang dibahas adalah bagaimana riba juga berdampak langsung terhadap kesehatan fisik dan mental kita.
Inilah yang menjadi fokus dalam kajian Quran Medis—yakni pendekatan terhadap ajaran Islam yang digabungkan dengan temuan ilmiah modern dalam bidang medis dan psikologis.
Ketika Anda membahas quran medis, semua akan bicara tentang ayat-ayat suci Al-Qur’an dan hadis Nabi SAW selaras dengan fakta-fakta medis modern. Dalam konteks riba, ternyata sains pun membuktikan: riba bukan hanya haram, tapi juga berbahaya bagi kesehatan tubuh dan jiwa.
Sebuah studi oleh B. R. Whitehead dan C. S. Bergeman (Jurnal Health Psychology, 2017) menunjukkan bahwa stres akibat tekanan finansial dapat menyebabkan:
Dan mari kita jujur, banyak dari kita pernah mengalami gejala tersebut setelah terjebak utang berbunga. Di sinilah quran medis memberi peringatan keras: ketika Allah melarang riba, bukan semata-mata karena alasan spiritual, tapi hikmahnya juga ada dampaknya yang merusak jiwa dan raga.
Dalam Islam, sehat jiwa bukan hanya tentang bebas dari gangguan mental, tapi juga memiliki hati yang tenang, pikiran yang jernih, dan hubungan yang harmonis dengan sesama.
Sayangnya, gaya hidup konsumtif dan ketergantungan pada layanan seperti Paylater, Pinjol membuat banyak dari kita kehilangan itu semua.
“Sesungguhnya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Tapi bagaimana bisa tenang jika setiap hari kita dihantui tagihan dan denda? Stres finansial itu nyata, dan ia bisa merusak keharmonisan rumah tangga, mengganggu produktivitas kerja, hingga menyebabkan depresi dan kecemasan akut.
Dalam konteks ini, riba bukan hanya membuat kita berdosa, tapi juga menyakiti diri sendiri secara ragawi dan ruhani.
BACA JUGA: Quran Medis Ulas Bahaya Alkohol, Khamar: Perspektif Kesehatan dan Sunnah
Coba cek kembali aplikasi Paylater favoritmu. Apakah ada bunga keterlambatan? Apakah ada denda penalty jika kamu tidak bisa membayar tepat waktu? Jika ya, maka itulah riba—dan semua yang terlibat di dalamnya sudah dijelaskan dosanya dalam hadis Rasulullah SAW.
Kadang kita membenarkan dengan berkata, “Tapi ini kan cuma denda kecil.” “Ah, kita rela kok, mampu bayar” Sayangnya, yang haram tetap haram, meski nilainya kecil, dan meski dilakukan mayoritas berjamaah.
Dan lebih parahnya lagi, riba itu membuat kita ketagihan. Sekali berhasil beli barang tanpa uang, kita ingin mengulang lagi. Inilah jebakan psikologis yang membuat orang makin dalam dalam lubang hutang. Lalu apa yang tersisa dari hidup? Gelisah, pusing, dan tubuh yang pelan-pelan menjerit.
Islam datang bukan untuk menyulitkan, tapi untuk menjaga. Menjaga agama, akal, harta, jiwa, dan keturunan. Semua yang Allah larang, pasti ada sebabnya. Dan semua yang Allah halalkan, pasti ada maslahatnya.
Belajar dari Quran medis, berikut langkah konkret solusinya:
BACA JUGA: Quran Medis Ulas Bahaya Berbohong: Selain Dosa, Juga Ancaman Kesehatan Nyata!
Quran Medis menjadi jembatan pemahaman kita antara agama dan kesehatan raga. Saat Allah melarang riba, sesungguhnya Dia sedang menyelamatkan kita dari kehancuran jiwa dan raga.
Dan ketika Nabi mengajarkan hidup sederhana, penuh syukur, dan berkah, sesungguhnya itulah resep sehat sepanjang masa.
Jadi, masih mau tergoda oleh kenyamanan semu dari Paylater dan Pinjol?
Kesehatan sejati adalah saat hati tenang, tubuh kuat, dan hidup penuh keberkahan—tanpa hutang berbunga dan stres berkepanjangan. Saatnya taat, saatnya sehat, dengan bebas dari riba.
Wallahu'alam