Heri Mahbub Nugraha
Hati atau Qolbu manusia sangat penting dalam meraih kebahagiaan dan keselamatan. Ada 4 macam hati dalam Al-Qur’an menjadi cermin perjalanan batin manusia: hati yang mati, hati yang sakit, hati yang bersih, dan hati yang kembali atau bertobat. Pelajari selengkapnya.
Quran Cordoba - Dalam pandangan Islam, qalbu (hati) bukan hanya sekadar organ biologis, melainkan pusat spiritual, tempat bersemayamnya iman, rasa, kesadaran dan ketaqwaan.
Al-Qur’an sering menyebut hati dalam berbagai kondisi: ada yang hidup penuh cahaya, tenang, ada yang sakit, bahkan ada yang mati. Dari sinilah kita belajar bahwa hati menentukan baik buruknya seluruh amal. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Ketahuilah, itulah hati.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Al-Qur’an menggambarkan empat macam hati yang menjadi cermin keadaan batin manusia. Bagaimana mamahaminya dan termasuk cenderung ke qalbu yang manakah, hati kita?
Allah berfirman dengan jelas di surah Al-A’raf dan Al-Baqarah terkait kondisi hati yang mati:
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (QS. Al-A'raf: 179)
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat. (QS. Al-Baqarah, 2: 7)
Hati yang mati adalah hati yang kehilangan arah. Ia tidak lagi mengenal cahaya kebenaran. Kebaikan baginya hanyalah gema kosong. Pemilik hati ini hidup tanpa rasa takut pada dosa, tanpa harap pada ampunan. Inilah kondisi paling berbahaya, karena hati yang mati menutup pintu hidayah.
“Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf: 179)
Allah berfirman di surah Asy-Syua’ra:
“(Yaitu) pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88–89)
Qalbun salim adalah hati yang murni dari syirik, iri, dan ambisi buruk. Ia penuh kesadaran Ilahi, bening bagaikan permata. Pemilik hati ini selalu menjaga keikhlasan, mencintai tanpa benci yang merusak, dan mengabdi tanpa pamrih dunia. Inilah hati yang akan menjadi penyelamat pada hari kiamat.
Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 10:
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta. (QS. Al-Baqarah, 2: 10)
Hati yang sakit tidak sepenuhnya mati, tetapi dilanda keraguan, kemunafikan, dan cinta dunia berlebihan. Ia berbolak-balik antara iman dan godaan.
Namun, qalbun maridh masih bisa sembuh. Obatnya adalah iman yang dirawat, dzikir yang ditegakkan, taubat yang diperbaharui. Jika dibiarkan, ia bisa mati. Jika dirawat, sakitnya menjadi jalan untuk semakin dekat kepada Allah.
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu...” (QS. Al-Baqarah: 10)
Allah berfirman dengan lafaz Munib di surah Qaf ayat 33:
“(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih walau ia tidak melihat-Nya, dan datang dengan hati yang bertaubat.” (QS. Qaf: 33)
Qalbun munib adalah hati yang selalu kembali kepada Allah. Ia mungkin pernah tergelincir, tetapi segera bangkit. Ia lembut, rendah hati, dan selalu mencari jalan pulang kepada Tuhannya. Hati ini penuh harapan, karena Allah mencintai hamba yang tidak menunda taubat.
Menjaga dan Merawat Qalbu
Agar hati tetap hidup dan bersih, Islam mengajarkan beberapa amalan penting:
“Yā muqallibal-qulūb, thabbit qalbī ‘alā dīnik.”
(Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).
Kesimpulan
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim)
Karenanya, kita harus bersungguh-sungguh membersihkan hati dari segala penyakit yang bisa mengotorinya.
Imam Nawawi mencontohkan, kita harus membersihkan hati dari benci, dendam, sombong, riya’, hasad, dan penyakit-penyakit hati lainnya.
Keempat macam hati dalam Al-Qur’an adalah cermin perjalanan batin manusia: hati yang mati, hati yang sakit, hati yang bersih, dan hati yang kembali atau bertobat.
Tugas kita adalah menjaga qalbu agar tidak mati dalam kelalaian, merawatnya ketika sakit, mensucikannya agar selamat, dan selalu yakin dan mengembalikannya kepada Allah.
Pada hari kiamat, bukan harta dan kedudukan yang menyelamatkan, tetapi qalbun salim – hati yang bersih dan ikhlas karena Allah.
Wallahu'alam