Heri Mahbub Nugraha
Hari Santri Nasional 2025 diperingati setiap 22 Oktober sebagai momentum mengenang perjuangan ulama dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ketahui makna, sejarah, dan nilai-nilai Hari Santri untuk membangun generasi berakhlak, mandiri, dan cinta tanah air menuju peradaban dunia.
Quran Cordoba - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), santri diartikan sebagai orang yang mendalami agama Islam. Namun, makna santri jauh lebih luas dari sekadar pelajar di pesantren dalam waktu tertentu.
Seorang santri belajar sepanjang hayat. Mampu mandiri, mencerminkan pribadi yang tekun beribadah, berilmu, berakhlak mulia, serta memiliki semangat pengabdian yang tinggi kepada Allah SWT dan sesama manusia.
Karakter utama santri terbentuk dari tradisi pesantren yang menanamkan nilai-nilai spiritual, keilmuan, dan sosial secara seimbang, antara lain:
1. Teosentrik, yaitu keyakinan bahwa segala sesuatu berasal dan berakhir pada kehendak Allah SWT.
2. Sukarela, tercermin dari kepasrahan, sederhana, dan keikhlasan santri dalam menuntut ilmu tanpa pamrih.
3. Kearifan, yaitu kesabaran, kerendahan hati, kemampuan menjaga toleransi di tengah perbedaan.
4. Kemandirian, karakter kuat yang lahir dari kehidupan pesantren yang jauh dari kemewahan, namun penuh nilai perjuangan dan kesederhanaan.
Dengan karakter tersebut, santri tidak hanya mencetak ulama dan da’i, tetapi juga melahirkan generasi yang siap menjadi pelopor perubahan di berbagai bidang kehidupan.
Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional — sebuah momentum bersejarah untuk mengenang perjuangan para ulama dan santri dalammempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Penetapan Hari Santri pada tahun 2015 oleh Presiden Republik Indonesia menjadi bentuk penghargaan negara terhadap kontribusi besar kalangan santri dan pesantren.
Tanggal tersebut merujuk pada Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Resolusi tersebut menyerukan kewajiban jihad bagi umat Islam untuk melawan penjajahan demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dari sinilah lahir semangat juang santri yang tidak hanya berkutat di dunia keilmuan, tetapi juga tampil di garis depan perjuangan bangsa. Santri membuktikan bahwa ilmu dan iman bisa menjadi kekuatan dahsyat dalam membangun peradaban.
Kini, Hari Santri menjadi refleksi nasional — bahwa kontribusi santri bukan hanya milik masa lalu, tetapi terus relevan hingga kini. Santri modern dituntut untuk terus belajar, berinovasi, dan berkontribusi dalam kemajuan bangsa melalui ilmu, teknologi, dan akhlak yang luhur.
Peringatan Hari Santri bukan sekadar agenda seremonial, tetapi momentum untuk meneguhkan semangat kebangsaan dan memperkuat nilai-nilai karakter Islam rahmatan lil ‘alamin.
Adapun tujuan peringatan Hari Santri mengutip dari Kemenag RI dan akun sosial media official Hari Santri Nasional, antara lain:
· Mengenang perjuangan paraulama dan santri dalam membela NKRI.
· Meneladani semangat jihad,keikhlasan, dan pengorbanan mereka demi kemerdekaan bangsa.
· Meningkatkan kualitaspendidikan karakter di lingkungan pesantren dan masyarakat umum.
· Memperkokoh nilai-nilaireligius, nasionalisme, integritas, kemandirian, dan semangat gotong royong.
Nilai-nilai tersebut merupakan fondasi penting dalam membangun generasi emasIndonesia — generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual,tetapi juga kuat dalam moral, berakhlak mulia, dan memiliki rasa cinta tanahair yang mendalam.
Setiap tahun, peringatan hari santri nasional mempunyai tema yang berbeda dan relevan dengan perkembangan, tahun 2025 temanya: Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia
Di era digital saat ini, peran santri semakin luas dan strategis. Santri tidak lagi hanya belajar di pesantren, tetapi juga aktif berkontribusi dalam dunia pendidikan, media, ekonomi kreatif, Olahraga bahkan teknologi.
Santri modern dituntut untuk mampu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan kemajuan zaman, menjadi teladan dalam akhlak sekaligus inovator dalam bidangnya.
Seperti sabda Nabi Muhammad SAW:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Makna hadis ini sejalan dengan semangat Hari Santri — bahwa keberadaan santri bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk membawa manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan dunia.
Tema Hari Santri Nasional 2025: “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia” menjadi pengingat bahwa santri memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kemerdekaan dan membangun masa depan bangsa.
Santri harus hadir sebagai penjaga moralitas di tengah kemajuan zaman, sebagai pelopor dakwah yang damai, serta sebagai agen perubahan yang berperan aktif dalam mengangkat martabat bangsa di kancah global.
Melalui pesantren dan semangat tafaqquh fiddin (mendalami ilmu agama, Al-Quran, Hadis, dan Kitab kuning), santri Indonesia diharapkan terus berperan dalam melahirkan peradaban yang berkeadilan, berakhlak, dan berkemajuan.
Hari Santri bukan hanya peringatan bagi kalangan pesantren, tetapi untuk seluruh umat Islam di Indonesia. Momen ini mengingatkan kita bahwa kemerdekaan tidak datang begitu saja — ia diperjuangkan dengan darah, doa, dan ketulusan para ulama serta santri.
Mari jadikan Hari Santri Nasional 2025 menjadi ajang memberikan inspirasi untuk hidup dan cinta perjuangan, memperkuat iman, menumbuhkan semangat belajar dan manfaat bagi sesama.
BACA JUGA: Hari Santri Nasional: Menumbuhkan Cinta Al-Quran di Kalangan Milenial dan Gen Z
Di Hari Santri 2025 ini, mari kita bersama-sama menghormati dan menghargai peran santri yang telah berjuang, baik di masa lalu maupun di era sekarang. Jadilah santri dalam arti yang lebih luas: insan yang terus belajar, berakhlak baik, beradab, dan memberikan kontribusi positif bagi agama dan bangsa.
Selamat Hari Santri Nasional 2025! Mari lanjutkan perjuangan mengawal Indonesia merdeka menuju peradaban dunia.
Dengan semangat santri, Indonesia merdeka, berdaulat menuju peradaban dunia yang berilmu dan berakhlak Qurani.