Heri Mahbub
Surat Al-Kautsar adalah surat terpendek dalam Al-Quran, urutan ke-108, terdiri hanya 3 ayat, 10 kata, dan 42 huruf (setiap ayat memakai 10 huruf berulang). Meski singkat, ia mengandung mukjizat bayani, terutama terkait 10 Dzulhijjah (Hari Raya Idul Adha). Artikel ini mengupas struktur huruf, keunikan 10 kata, dan kaitannya dengan kemuliaan 10 Dzulhijjah.
Quran Cordoba - Al-Kautsar, makna mendalam dari surat terpendek di Al-Qur’an. Dalam lautan hikmah Al-Qur’an, ada satu surat paling pendek namun sarat makna: Al-Kautsar. Hanya terdiri dari tiga ayat dan sepuluh kata, mukjizat ini menjadi petunjuk sempurna bagaimana Al-Qur’an menyampaikan lautan makna mendalam dengan beberapa kata saja.
Tak heran jika para ulama menyebut terkait keindahan bahasa Al-Quran, sebagai bukti keajaiban balaghahnya, mukjizat bayan Qurani, bahkan dengan seni aspek numerik, keajaiban angka 10.
Surat Al-Kautsar terdiri dari 10 kata dari 3 ayat pendek, termasuk golongan Makkiyah. Nama Al-Kautsar sendiri berasal dari ayat pertama, yang bermakna “nikmat yang banyak” atau "telaga di surga". Menurut mufasir, Al-Kautsar adalah simbol dari kelimpahan anugerah yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad ﷺ—baik di dunia (kenabian, kebaikan) maupun di akhirat (telaga Al-Kautsar).
Menariknya, huruf-huruf dalam surat ini didominasi oleh huruf-huruf ringan dan harmonis, seperti nun, kaf, waw, sin, dan ra yang selalu jadi huruf terakhir setiap ayatnya. Ini membuatnya mudah dihafal, mudah dibaca, dan diresapi.
Huruf-huruf tersebut mengalir lembut namun menyimpan ketegasan makna. Seni ungkapan kalimat atau huruf yang paling banyak berulang adalah Hamzah dan Alif sebanyak 10 kali.
Surat ini tidak hanya indah secara bahasa, tetapi juga padat secara pesan. Ketiga ayatnya memiliki susunan yang membentuk satu rangkaian kehidupan orang beriman:
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
→ ان عطيك لوثر : Ada 10 huruf yang membentuk ayat 1.
Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.
→ فصل بكَ وَانْحر : Ada 10 huruf yang membentuk kalimat di ayat 2.
Sesungguhnya orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari segala kebaikan).
→ بتر ان شك هو لْ : Ada 10 huruf yang membentuk ayat ke-3.
Dalam Mushaf Tadabur dari penerbit Quran Cordoba, 2 ayat awal surat Al-Kautsar, ada penjelasan tentang Metode Al-Kalami, yaitu seni yang bervariasi, ayat ini termasuk hasil dari dua ayat permulaan yang benar dan penjelasannya tepat.
Sesungguhnya, pemberian Al-Kautsar mencakup dengan semua karunia nikmat. karena rasa syukur atas berbagai kenikmatan, Rasulullah SAW. menerima nikmat ini dengan semua ibadah, baik fisik maupun harta, salat dan berkurban sebagai bentuk syukur itu.
Salat mencakup berbagai pondasi ibadah, lalu berkurban, dan beribadah haji pun mencakup sebagian ibadah fisik dan harta. Jadi, apa yang terkandung dalam dua ayat ini, keduanya sangat ringkas sebagai isyarat (tanda) bahwa hanya dengan lafaz yang sedikit mencakup banyak makna.
Jadi 2 ayat awal surat Al-Kautsar, berisi kalimat dengan 6 kata yang sederhana namun bermakna. Lalu ditutup ayat 3 dengan 4 kata singkat yang memberikan tazkirah bagi seluruh manusia.
Mengapa angka 10 begitu istimewa dalam surat ini? Perlu kita fahami tafsir angka 10 yang merujuk kepada surat Al-Fajr ayat ke-2.
Artinya: “demi malam yang sepuluh,”
Allah bersumpah dengan “malam yang sepuluh”. Yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, yang merupakan hari-hari yang sangat dimuliakan beramal pada hari-hari tersebut, sebagaimana hadis berikut:
Artinya: “Tidak ada hari apa pun berbuat baik lebih dicintai Allah padanya daripada hari-hari ini.” (Riwayat al-Bukhari dari Ibnu Abbas);
Dalam Islam, angka 10 bukan sekadar angka. Kaitannya tanggal 10 Dzulhijjah adalah puncak dari ibadah haji dan hari raya Iduladha. Pada hari ini, umat Islam disyariatkan untuk berkurban—sebuah ibadah yang juga disebutkan dalam ayat kedua surat Al-Kautsar. Ini menunjukkan korelasi luar biasa antara struktur Al-Qur’an dan momentum hari raya umat Islam.
BACA JUGA: Tadabur Ayat Haji dalam Surah Al-Hajj
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya dari pada hari yang sepuluh (10 hari pertama dari Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya.” (HR Ahmad)
10 Dzulhijjah adalah hari besar Islam, memuat tiga makna agung yang ada dalam Al-Kautsar:
Dengan kata lain, Surat Al-Kautsar adalah pendalaman spiritual dari makna Iduladha. Ia tidak hanya mengajarkan untuk bersyukur atas nikmat, tetapi juga menunjukkan bahwa ibadah adalah cara menjaga kemuliaan dan eksistensi ruhani umat Islam.
Al-Kautsar kandungannya mengangkat kedudukan Nabi dari hinaan bahwa beliau “abtar” (terputus keturunan). Menjadi salah satu surat favorit yang mudah dihafal anak-anak hingga dewasa. Sarat makna dengan perintah kurban — ibadah utama di 10 Dzulhijjah
Surat Al-Kautsar membuktikan bahwa mukjizat Al-Qur’an tak hanya tampil dan terasa dalam ayat-ayat panjang. Justru, dari surat yang hanya10 kata ini, kita bisa menggali samudra makna: tentang rahmat, ibadah, dan kemuliaan. Ia menunjukkan bahwa Allah bisa mengajarkan nilai tertinggi dalam wujud terkecil.
Surat ini juga jadi bukti bagaimana struktur linguistik Al-Qur’an adalah mukjizat Al-Bayani itu sendiri: paduan antara estetika, retorika, dan spiritualitas dalam satu kesatuan.
Dalam suasana semangat haji dan berkurban di bulan Dzulhijjah, juga merindukan keagungan Islam dan Rasulullah ﷺ, bacalah dan fahami kembali surat ini. Jadikan pedoman dan tadaburi maknanya, bukan hanya baca sekilas saja. Surat Al-Kautsar mengajarkan keimanan, bahwa perjuangan sejati tidak datang dari banyaknya kata dan penjelasan, melainkan dari kedalaman makna dan pengorbanan.
Wallahu'alam
BACA JUGA: Mukjizat Orisinalitas Al-Quran dan Periwayatan: Kuncinya Hafalan
Sumber: