Usman elQurtuby Presiden Director
Pejuang Quran telah berpulang. Almarhum H. Vidi Hanggito, atau PakJi, menutup pengabdiannya di Cordoba dengan ketulusan dan cinta pada Kalam Ilahi. Kepergiannya mengajarkan bahwa hidup adalah persinggahan menuju keabadian. Mari isi waktu dengan amal terbaik, kematian itu pasti, semua akan pulang. Kita siap lanjutkan perjuanganmu PakJi. Al-Quran Semangatku, Cordoba3x – Allahu Akbar.
Sabtu malam itu, duka menyapa keluarga besar Qur'an Cordoba. Kabar kepulangan ke haribaan Ilahi dari saudara kami tercinta, almarhum H. Vidi Hanggito — yang akrab kami panggil PakJi — menorehkan luka yang dalam.
Tuntas sudah tugasnya di dunia, mengabdi dengan ikhlas dibawah naungan Kitab Suci yang digenggamnya, dibacanya hampir terlihat oleh saya disetiap selepas sholat beliau menyempatkan diri untuk membuka mushaf, setidaknya untuk bercengkrama dan berdialog dengan Sang Kholiq. Dalam usia 49 tahun, beliau mengakhiri perjalanannya di dunia, setelah lebih dari 13 tahun setia mengabdi, menakhodai barisan sales Qur’an Cordoba dengan ketekunan dan jiwa yang besar.
Saudaraku, sesungguhnya dunia ini hanyalah persinggahan yang fana. Tiada yang kekal, tiada yang menetap. Ada yang datang membawa harapan, dan ada yang pergi meninggalkan kenangan. Hidup adalah pertemuan, dan ujungnya adalah perpisahan — karena setiap yang bernyawa pasti akan menemui ajalnya.
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.”
(QS. Ali ‘Imran: 185)
Betapa pun gagah raga ini berdiri, kelak akan tunduk pada keheningan jasad. Betapa pun tinggi jabatan dan limpahnya harta yang dimiliki dan digenggam, semuanya akan terhenti saat nafas terakhir terlepas.
Saudaraku, selagi hidup masih menyala dalam dada, mari kita bertanya pada diri: Telahkah kita menanam cukup amal untuk kita panen di negeri abadi? Sudahkah kita siapkan bekal untuk sebuah perjalanan yang pasti, menuju perjumpaan dengan Sang Pemilik Hari Pembalasan? Apakah rukuk dan sujud kita masih banyak revisi? Apakah masih membiarkan mushaf kita berdebu ?– yang membuat debu-debu itu bertebaran dalam jiwa-jiwa kita, menutupi setiap kebaikan dengan penuh keangkuhan jiwa.
Dunia ini hanyalah fatamorgana — ia tampak nyata, namun tak pernah benar-benar kita miliki. Kita kejar, tapi tak pernah kita genggam secara utuh. Karena akhirnya, yang abadi bukanlah dunia, melainkan Akhirat yang menanti.
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Al-Hadid: 20)
Kini, satu lagi kursi di barisan kami kosong. Satu jiwa kembali ke pangkuan Tuhan. Hari ini PakJi telah berpulang. Esok, bisa jadi siapa pun di antara kita — Manager, Supervisor, Staf, Harian lepas, atau bahkan Direktur — akan menyusul langkahnya. Karena setiap jiwa punya jadwal untuk pulang, dan tak satu pun mampu menundanya.
Selamat jalan, Akhuuna VIDI. Doa kami mengiringi langkahmu. Semoga Allah menerima segala amalmu, mengampuni segala salahmu, dan menempatkanmu di tempat terbaik di sisi-Nya.
Ketahuilah, kami sangat kehilangan.
“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.” (QS. Al-Baqarah: 156)
“Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dan maafkanlah dia. Muliakan tempat tinggalnya, luaskan kuburnya, bersihkan ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkan ia dari kesalahan sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda. Gantikan rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangannya dengan pasangan yang lebih baik. Masukkan ia ke dalam surga, dan lindungilah dari siksa kubur serta siksa neraka.” (HR. Muslim no. 963)
Allahu a‘lamu bish-shawab.
Usman elQurtuby
Presiden Director