Heri Mahbub
Indahnya akhlak dan pribadi Rasulullah ﷺ melalui kitab Syamail Muhammadiyyah karya Imam At-Tirmizi. Sebuah warisan agung yang membawa pembaca mengenal, mencintai, dan meneladani Nabi ﷺ lebih dekat dengan hati yang hidup dan berkesan. Pelajari syamail Muhammadiyah berikut ini.
Kitab Syamail Muhammadiyyah karya Imam Abu Isa Muhammad bin Isa at-Tirmizi rahimahullah merupakan salah satu karya monumental dalam khazanah Islam. Buku ini tidak sekadar mendokumentasikan rupa fisik Rasulullah ﷺ, tetapi juga memotret akhlak luhur, perilaku mulia, dan keseharian beliau yang penuh hikmah.
Membaca kitab ini bagaikan membuka jendela ruhani yang mengajak kita menatap wajah kenabian dan merasakan kehangatan akhlak Rasulullah ﷺ. Di tengah arus zaman yang menjauhkan manusia dari keteladanan, Syamail Muhammadiyyah hadir sebagai pengingat cinta kepada insan termulia sepanjang masa.
Edisi terjemahan kitab ini disajikan dengan bahasa yang menyentuh, dilengkapi ilustrasi autentik peninggalan Nabi ﷺ, sehingga pembaca dapat merasakan kedekatan emosional yang lebih mendalam.
Kitab Syamā’il Muhammadiyyah adalah karya monumental yang menghimpun hadis-hadis tentang sifat fisik,akhlak, pakaian, makanan, ibadah, dan kebiasaan sehari-hari Rasulullah ﷺ. Disusun oleh Imam at-Tirmidzi (w. 279 H),seorang ahli hadis terkemuka, kitab ini memberikan potret hidup Rasulullah secara lengkap dan personal, membuat pembaca merasa seolah sedang menyaksikan beliau langsung.
Imam At-Tirmizi, nama lengkapnya Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa bin adh-Dhahhak as-Sulami, lahir di desa Bugh pada tahun 209 H dan wafat di kota Tirmiz pada tahun 279 H pada usia 70 tahun.
Beliau hidup di masa keemasan ilmu hadis dan merupakan murid dari para ulama besar. Imam At-Tirmizi dikenal dekat dengan Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, serta mengambil banyak ilmu dari keduanya. Kedekatannya dengan Al-Bukhari bahkan melahirkan pengakuan indah dari sang guru:
"Aku telah mengambil manfaat darimu lebih banyak daripada yang engkau ambil dariku." — (Imam Al-Bukhari tentang Imam At-Tirmizi)
Nasabnya sangat baik, bin adh Dhahhak as-Sulami. Kelahiran dan Wafatnya sang Imam dilahirkan di desa Bugh, pindah ke kota Tirmiz hingga wafa. Guru dan Muridnya Para sejarawan menganggap masa Imam at-Tirmizi sebagai masa keemasan ilmu hadis, yang dipelopori oleh Imam Muḥammad bin Idris asy-Syafi‘i al-Muthalibi, sang pembela sunah.
Imam Tirmizi mengajar umat manusia, khususnya penduduk Irak dan Mesir, perihal pentingnya berhujah dengan Sunah dan mengamalkannya berdampingan dengan Al-Qur’an. Ia juga meletakkan dasar-dasar serta argumentasi terhadap para penentangnya akan kewajiban mengambil hadis.
Para ulama memuji kedalaman ilmu dan ketelitian Imam At-Tirmizi. Beberapa kesaksian penting antara lain:
Menariknya, Imam At-Tirmizi mengalami kebutaan di akhir hayatnya, namun tetap menulis, mengajar, dan memberi manfaat besar bagi umat.
-Makanan kesukaan dan cara makan
-Cara berjalan, berbicara, dan tertawa-Ibadah, doa-doa, tidur, wudhu, dan shalat beliau
-Interaksi beliau dengan keluarga, sahabat, dan masyarakat.
Dengan membaca kitab ini, pembaca akan semakin mencintai dan meneladani Nabi Muhammad ﷺ, baik dalam aspek luar (penampilan) maupun batin (akhlak dan ibadah).
Kitab Syamail Muhammadiyyah terdiri atas 415 hadis yang terbagi dalam beberapa bab, membahas aspek-aspek pribadi Rasulullah ﷺ, di antaranya:
Ali bin Sultan Muhammad al-Qari, seorang ulama besar, memuji kitab ini:
"Siapa pun yang membaca kitab ini, seolah-olah sedang memandang wajah Rasulullah ﷺ dan menyaksikan keindahan akhlaknya yang agung."
Di era modern yang penuh distraksi, Syamail Muhammadiyyah menjadi jembatan untuk kembali mengenal Rasulullah ﷺ secara lebih personal. Dengan mempelajari kitab ini, kita tidak hanya memahami siapa Nabi ﷺ dari segi sejarah, tetapi juga meresapi akhlak kenabian dan meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
Kitab ini layak dimiliki oleh setiap muslim—sebagai sahabat setia di rumah, pegangan dalam majelis ilmu, referensi di sekolah, dan bekal ruhani dalam perjalanan hidup.
Abu al-Fida’ Ismail berkata, “Di antara orang yang paling baik dalam menghimpun (sifat-sifat Nabi) dan paling fasih dalam menyampaikannya adalah Imam Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah at-Tirmizi.
Beliau menyusun secara khusus kitabnya yang masyhur dengan nama Asy-Syamaʼil al-Muḥammadiyyah. Kami memiliki sanad periwayatan yang bersambung sampai kepadanya.”
Muhammad bin Muhammad al-Jazari rahimaḥullah berkata dalam syairnya,
“Wahai sahabatku, jika kekasih telah jauh tempat tinggalnya, pertemuan dengannya menjadi sulit, rumahnya tak terjangkau, dan kalian takbisa melihatnya dengan mata kepala, maka inilah syamail (sifat-sifatnya) yang menjadi penggantinya.”
Al-Adib Muhyiddin Abdul Qadir az-Zarkasyi ketika menggambarkan kitab Asy-Syamaʼil, berkata dalam syairnya,
“Wahai utusan paling mulia dan dermawan, alangkah lembutnya sifat-sifat yang tertulis ini. Siapa yang mendengarkan deskripsinya, akan melihatnya seolah seperti ranting yang meliuk tertiup angin semilir.”
Kitab Syamail Muhammadiyyah adalah warisan emas yang membuka jalan bagi umat Islam untuk mengenal, mencintai, dan meneladani Rasulullah ﷺ.
Melalui karya Imam At-Tirmizi ini, kita diajak menyelami kedalaman akhlak kenabian, merasakan kehangatan pribadi beliau, dan meneguhkan cinta kepada sang insan kamil.
Jika ada satu kitab yang perlu dimiliki oleh setiap muslim untuk menumbuhkan mahabbah (cinta) kepada Rasulullah ﷺ, maka Syamail Muhammadiyyah adalah jawabannya.
Wallahu'alam