Heri Mahbub
Temukan definisi ‘good looking’ ala Rasulullah ﷺ dalam perspektif Quran Medis. Bukan hanya soal penampilan, tapi juga kesehatan hati dan akhlak. Simak pembahasannya secara ilmiah dan spiritual.
Quran Cordoba - Apa arti good looking menurut Rasulullah ﷺ? Apakah hanya soal wajah rupawan dan tubuh proporsional? Ataukah ada dimensi lain yang lebih dalam, yang menyatukan kebersihan raga dan keelokan akhlak?
Di era modern, istilah "good looking" sering kali dikaitkan dengan standar visual semata. Namun dalam perspektif Quran Medis dan sunnah Nabi, definisi menarik jauh lebih luas—menjangkau kecantikan hati, keanggunan akhlak, serta kebersihan lahiriah sebagai bentuk syukur atas nikmat jasad.
Menelusuri Pesona Fisik dan Akhlak Ala Rasulullah ﷺ Lewat Lensa Sains dan Syariat
Nabi Muhammad ﷺ adalah sosok yang sangat memperhatikan kebersihan dan kerapian diri. Bahkan, beliau mendoakan mereka yang merawat rambutnya:
“Ya Allah, rahmatilah orang-orang yang mencukur rambutnya.” (HR Bukhari, 1727)
Tak hanya mencukur, Rasulullah ﷺ juga memperbolehkan untuk memendekkan rambut. Ini bukan sekadar anjuran bergaya, melainkan bentuk nyata menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Dalam konteks Quran Medis, perawatan diri adalah bagian dari upaya menjaga kesehatan jasmani dan mental.
Penelitian dari O’Connor & Goldberg (Clin Dermatol, 2021) menunjukkan bahwa kesehatan rambut berkaitan langsung dengan keseimbangan nutrisi dan kondisi tubuh secara umum. Rambut yang kuat, lembut, dan berkilau adalah tanda metabolisme yang stabil, pola makan sehat, serta kondisi stres yang terkontrol.
Al-Qur’an tak hanya bicara soal jiwa dan iman, tapi juga menjelaskan tubuh sebagai amanah yang harus dijaga. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 172, Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya kepada-Nya menyembah."
Pemeliharaan tubuh—termasuk merawat rambut, kulit, gigi, dan penampilan—adalah salah satu wujud syukur kepada Allah atas nikmat fisik. Maka, tampil bersih, wangi, dan menarik bukanlah kesombongan, asalkan diniatkan sebagai ibadah.
Pernah suatu ketika, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ:
“Wahai Rasulullah, seseorang senang bila pakaiannya bagus dan sandalnya bagus. Apakah itu termasuk kesombongan?”
Rasulullah ﷺ menjawab: Tidak. Lalu menjelaskan,
“karena sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR Abu Dawud, 4092)
Di sinilah letak keanggunan Islam: mendorong umatnya untuk tampil bersih dan rapi, bukan untuk pamer, tapi sebagai bentuk syiar Islam dan syukur pada Sang Pencipta. Keindahan tidak sama dengan kesombongan. Kesombongan adalah masalah hati, bukan pakaian.
Dalam dunia sains, tubuh manusia punya kemampuan beradaptasi yang luar biasa, dikenal sebagai neuroplastisitas—kemampuan otak untuk membentuk ulang dirinya berdasarkan pengalaman dan kebiasaan.
E. Fuchs & G. Flügge (Neural Plast, 2014) menegaskan bahwa perubahan gaya hidup sehat—seperti merawat tubuh, mengatur emosi, dan memperbaiki akhlak—bisa menciptakan perubahan struktural dalam sistem saraf kita. Inilah yang membuat orang yang menjaga ibadah dan kesehatan cenderung memiliki ketenangan, aura positif, dan daya tarik sejati.
Dalam Quran Medis, segala hal yang dilakukan dengan kesadaran ibadah—makan sehat, tidur cukup, menjaga kebersihan—merupakan healing yang tidak hanya fisik, tetapi menyentuh ruhani.
Rasulullah ﷺ memiliki doa yang amat indah:
"Ya Allah, Engkau telah memperbagus penampilanku, maka perbaguslah akhlakku." (HR Ahmad, 3823)
Doa ini menunjukkan keseimbangan antara penampilan fisik dan keindahan batin. Bahkan, dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa akhlak Nabi Muhammad ﷺ adalah Al-Qur’an yang berjalan. Beliau tidak hanya menarik secara lahiriah, tetapi memikat karena tutur kata, kelembutan hati, dan keadilan sikapnya.
Penampilan adalah pembuka kesan. Namun akhlak adalah pengikat hubungan. Inilah yang dimaksud dalam Quran Medis sebagai “penyembuhan menyeluruh”—holistik memperbaiki hati dan tubuh secara bersamaan.
Quran Medis menekankan pentingnya keseimbangan antara jasad dan ruh. Penyakit hati seperti sombong, iri, dan benci bisa lebih mematikan daripada luka fisik. Dan sebaliknya, tubuh yang tampak sehat pun bisa rapuh jika jiwanya kering dari zikrullah dan akhlak mulia.
Maka, menjadi good looking dalam Islam bukan hanya soal wajah, tetapi juga kejujuran, empati, kesantunan, dan ibadah yang teratur.
Kesehatan dalam pandangan Quran Medis mencakup tiga dimensi:
Jadi, definisi good looking ala Rasulullah ﷺ adalah keseimbangan lahir dan batin. Tubuh yang bersih, rambut yang dirawat, hati yang lembut, dan akhlak yang indah.
Tak perlu wajah sempurna untuk menarik. Cukup dengan hati yang jujur, sikap yang lembut, dan niat yang tulus—maka pesona itu akan terpancar alami.
"Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tapi Dia melihat hati dan amalanmu." (HR. Muslim)
Baca Juga: Belajar Quran Medis Agar Hidup Sehat Ala Rasulullah, Beginilah Polanya
Baca Juga: Quran Medis dan Thibbun Nabawi: Pengobatannya Secara Holistik juga Aplikatif
Wallahu’alam