Heri Mahbub
Ramadan telah berlalu, tapi semangatnya jangan menjadi masa lalu. Tidak hanya kembali ke rutinitas sebelumnya, tanpa ada pengaruh. Yuk belajar, inilah 5 tips agar pasca Ramadan, bara keimanan dan ibadah tetap menyala di bulan-bulan setelahnya.
Ramadan adalah momen luar biasa tak terhingga dalam kehidupan seorang Muslim. Ibadah terasa ringan, hati terasa dekat dengan Allah, dan semangat berbagi bersedekah begitu kuat. Masjid ramai, mushaf Al-Qur'an terbuka, sering membacanya di mana-mana, dan waktu sahur mudah sekali bangun, ruh keimanan terjaga hingga berbuka semua terasa nuansa ibadah.
Energinya terasa kuat dan penuh. Namun, yang sering menjadi tantangan adalah: bagaimana setelah Ramadan?
Pasca Ramadan, kehidupan kembali ke rutinitas. Tidak ada lagi sahur, berbuka puasa bersama, tarawih, atau suasana berjamaah, berburu pahala secara kolektif. Maka, muncul satu pertanyaan penting, karena spirit Ramadhan tetap menyala adalah harapan setiap muslim:
Bagaimana cara mempertahankan semangat Ramadan agar tidak padam begitu bulan suci usai? Inilah 5 tips agar semangatnya tetap menyala.
BACA JUGA: Puasa Ala Rasulullah: 7 Cara yang Bisa Mengubah Ramadhanmu
________________________________________
Jangan hanya jadi hamba amal Ramadhaniyyin, namun semua amal ibadah karena Rabbaniyyin. Mulai dari mindset yang benar dalam memandang bulan turunnya Al-Quran tersebut. Banyak orang menganggap Ramadhan sebagai "puncak ibadah" dalam setahun. Padahal, lebih tepat jika kita menjadikannya sebagai titik awal transformasi spiritual. Itulah bulan latihan, yang perlu aplikasi kebiasaan di 11 bulan selanjutnya.
Jika Ramadhan bisa membuat kita bangun malam, menahan amarah, menjaga lisan, shalat qiyamullail, serta rutin membaca Al-Qur’an setiap hari, maka itu artinya kita mampu. Artinya,semua punya potensi besar yang sama, hanya perlu dirawat, dipertahankan, konsisten atau istiqamah.
________________________________________
Salah satu kunci mempertahankan semangat Ramadhan adalah dengan membuat target ibadah harian yang realistis dan terukur, polanya sama seperti kita mempersiapkan ibadah selama ramadhan. Misalnya:
• Membaca Al-Qur’an minimal satu halaman, atau satu juz per hari setiap pagi atau malam
• Shalat qiyamulail boleh mulai 2 rakaat, sampai 11 rakaat tiga kali sepekan, boleh awal atau di akhir malam
• Sedekah rutin, ke masjid atau lembaga resmi zakat, walau kecil, setiap Jumat
• Puasa sunnah Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh (13-14-15 tiap bulan Hijriyah), jika masih di bulan Syawal bisa dengan berpuasa sunnah syawal 6 hari.
Sebagaimana Nabi Muhammad saw pernah bersabda:
Artinya, “Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten sekalipun sedikit.” (Riwayat Imam Muslim)
Dengan target kecil, sedikit tapi konsisten, semangat ibadah seperti Ramadhan bisa lebih terjaga dibanding memaksakan target besar lalu berhenti di tengah jalan.
________________________________________
Agar semangat Ramadhan tidak redup, penting bagi kita untuk terus menjaga kesadaran akan tujuan hidup. Allah berfirman dalam Surat At-Takwir ayat 26-27:
“Fa ayna tazhabun? In huwa illa dzikrol lil ‘alamin.”
Artinya: “Maka ke manakah kamu akan pergi? Al-Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.” (QS. At-Takwir: 26-27)
Ayat ini adalah nasihat lembut sekaligus pengingat tegas dari Allah. Setelah Ramadhan, kita seperti berada di persimpangan jalan: mau pergi kemana? akankah kita melanjutkan perjalanan menuju Allah, atau kembali ke kebiasaan lama yang lalai?
Al-Qur'an hadir sebagai petunjuk yang tak terbatas hanya di bulan Ramadan. Ia adalah "dzikra lil 'alamin", pengingat untuk seluruh manusia — di setiap waktu, bukan hanya selama sebulan saja.
________________________________________
Salah satu kekuatan Ramadan adalah kebersamaan atau sering berjamaah. Suasana kolektif ibadah sangat memotivasi. Maka setelah Ramadhan, penting untuk tetap menjaga koneksi dengan komunitas, teman-teman, atau keluarga dekat yang bisa mengingatkan kita pada Allah. Ikut kajian rutin, grup tadarus pasca Ramadhan, atau komunitas sedekah, group belajar Al-Quran dan lainnya bisa menjadi vitamin spiritual yang sangat berguna.
Bersabar, doa zikir pagi dan petang lebih mudah jika bersama-sama, tidak sendirian, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: “Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya.” (QS. Al-Kahfi, 18: 28)
________________________________________
Buat jadwal muhasabah setiap pekan atau bulan untuk mengecek amalan pasca Ramadan. Selain itu, hidupkan kembali semangatnya lewat momen-momen “Ramadhan mini” seperti puasa sunnah, qiyamul lail, atau program infak rutin. Jadikan bulan-bulan lain sebagai kesempatan untuk menyambung energi bulan Quran, bukan sebagai jeda untuk lalai.
Ingat semua akan kembali kepada Allah Swt, tujuan akhir kita adalah berkumpul di surga-Nya, renungkan ayat berikut, tadaburi sebagai booster keimanan dan kerinduan kita kepada-Nya.
Artinya: “Wahai jiwa yang tenang!, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. ( QS. Al-Fajr, 89: 27-30)
BACA JUGA: 4 Keistimewaan Bulan Syawal dan Amalannya
________________________________________
"Maka ke manakah kamu akan pergi?" tanya Allah dalam At-Takwir. Inilah adalah renungan, mari kita jawab dengan langkah nyata: kita akan tetap menuju Allah. Ramadan boleh berlalu, tetapi semangatnya jangan menjadi masa lalu, tapi terus menyala selamanya.
Karena sejatinya, Ramadan bukanlah garis finish, tapi titik awal untuk sadar dan meraih hidup yang lebih bermakna dan penuh ibadah sepanjang tahun.